Nabi Ayub adlah sorang Nabi yang sangat kaya raya. Istana
megah, rezeki berlimaph, istri dan anaknya sehat wal a’fiat. Yang lebih penting
dalam kemakmurannya itu Ayyub tetap menjadi seorang hamba allah yang saleh dan
kuat ibadahnya.
Kekayaanya yang melimpah ruahdah rumah tangganya yang
sakinah, tidak menjadi Ayyub lalai dan mabuk. Dia bahkan semakin tekun dengan
bersujud bebakti. Demikian juga istrinya yang bernama Rahmah.
Para malaikat sampai kagum melihat ketaatan Nabi Ayyub. Namun,
sabliknya Iblis. Hatinya merasa panas dan ingin mencoba menggoda Ayyub dan
keluarganya.
“ayyub berbakti kepada-Mu karena hartanya banyak, istananya
megah dan keluarganya sehat wal a’fiat. Dia menyembah-Mu (ALLAH) karena takut
melarat,” kata iblis yang dengki itu kepada ALLAH. Iblis pun kemudian turun
mengancurkan segala milik ayyub. Semua kebun dan tanahnya yang subur kini
menjadi kering dan terbakar. Binatang ternaknya terserang wabah yang kemudian
mati semua.
Setelah itu, Iblis datang menemui Ayyub dengan menyamar
sebagai orang tua yang nampak bijaksana. “Tuhan yang engkau sembah setiap hari
ternyata tidak bisa menolongmu sama sekali. Aku sanagt kasihan padamu, Ayyub. Cobalah
kau mencari tuhan lain yang bisa mengkasihanimu,” kata Iblis kepada Nabi Ayyub
A.S .
Mendapat bujukan-bujuakn Iblis itu, Ayyub tidak tergoda sama
sekali, bahkan semakin tekun dia bersujud. Dia percaya, segala kenikmatan yang
dia regukan maka akan kembali kepadanya sewaktu-waktu dan kapan pun. Melihat semua
itu Iblis menjadi kecewa dan marah. Dia menghadap Allah dan berkata ; “Ayyub
masih taat kepada-Mu (Allah) karena dia masih punya anak, aku akan
membinasahkan semua anak Ayyub. Barulah nanti kau tahu bahwa iman Ayyub tidak
seberapa kuat.”
Maka Iblis itu segera menyebarkan wabah penyakit dan
bencana. Semua anak Ayyub meninggal, istana mereka tinggal hancurtinggal mejadi
puing karena gempa yang dia buat oleh Iblis.
Melihat kejadian-kejadian yang menimpa dirinya, Ayyub hanya
memandangnya dengan meneteskan air mata. Dari mulutnya hanay keluar uacap “tawakal
dan pasrah diri” (subhanaallah sungguh tabahnya Nabi Ayyub) .
Datanglah kembali Iblis menyamar sebagai Orang tua tadi
menghampiri Ayyub. “Begitukah balasan Tuhan atas ketaatan dan kekhusyuahmu
beribadah? Kau memuji keagungan-Nya dengan tak henti-henti, tetapi apa yang kau
dapat ? hanya bencana dan kesengsaraan.” Ucap Iblis. “Dialah (Allah) yang
memberi, dan dia pula yang mengambil. Dia yang menghidupkan dan dia pula yang
mematikan.” Jawab Ayyub dengan santai.
Iblis semakin berang. Kembali dia menghadap Allah. “Ayyub
tetap taat kepada-Mu (Allah). Auub masih bisa bekerja dan maish punya anak
lagi, tapi kalau dia mempunyai penyakit parah sehingga lenyap tenaga dan
kesehatannya, psati dia akan berpaling dari-Mu (Allah).’
Iblis kemudia trusun dan ingin menggoda iman Ayyub, iblis
itu menularkan penyakit kudis yang sangat berbahay pada sekujur tubuhnya, kudis
bernanah dari kepala hingga ujung kakinya dan bau yang sanagt menyengat kekuar
dari tubuh Ayyub. Namun, Ayyub masih tetap tabah dalam iamn dan taqwa. Dia hanya
menyerahkan nasih kepada Allah. Tak seorang pun tabib dapat menyembuhkan
penyakit yang di alami Ayyub dan biaya untuk berobat pun habis. Semua orang
tidak ada yang mau menjenguk Ayyub karena bau yang menyengat dan penyakitnya
akan menularkan kepada orang lain.
Hanya Rahmah, istrinya yang dengan sabar merawat Ayyub
dengan kasih sayanng, kudis bernanah yang penuh ulat dicucinya setiap hari,
padahal semua orang yang melewatnya menutupkan hidung karena bau yang menyengat
itu.
Akhirnya sampai penderitaan Ayuub dan istrinya pada
puncaknya. Orang kampung berduyun-duyun menghampiri rumah Ayyub dan Rahmah
bukan untuk menjenguk melainkan untuk mengusir mereka dari rumahnya. Rahmah menggendong
suaminya ke tempat guubuk kecil dan mereka tinggal di gubuk kecil itu yang di
tepi hutan.
Tiap hari Rahmah keluar mencara uang untuk makan, kemudia
Rahmah pun mendaptkan pekerjaan di sebuah pabrik roti, tetapi tidak lama
kemudia bahwa si boss itu tau bahwa Rahmah adalah istri dari Ayyub maka Rahmah
pun di pecat dari pekerjaan itu. Ketika di perjalanan pulang Rahmah pun
mencukur rambutnya yang panjang dan ikal hanya untuk dia jual dan di belikan
roti. Seketika di perjalan Rahmah bertemu dengan seorang tabib (mungkin Iblis),
tabib itu bertanya “hai Rahmah, apakah kau istri dari Ayyub.?”, “iyah betul”
jawab Rahmah. “Saya membawakan obat untuk suamimu yang mengalami penyakit aneh
itu” ucap tabib, “obat apa ini ?” tanya Rahmah. “Ini sebuah ARAK” ucap tabib. Tanpa
berpikir panjang lagi Rahmah langsung berjalan cepat pulang untuk membawa kabar
gembira untuk suaminya itu.
Sesampai di rumah, Rahmah langsung menemui Ayyub. Dan betapa
terkejutnya dan marahnya Ayyub melihat rambut istrinya yang habis di potong dan
di jual. Lebih marah lagi ketika Rahmah menceritakan tentang pertemua dengan
tabib di jalan tadi. “Dia memberi obat ini untuk menyembuhkan penyakit mu,”
kata Rahmah. “Obat apa itu ?” tanya Ayyub, “ARAK.” Jawab Rahmah. “HARAM !”
teriak Ayyub dengan murka. “Apakah kau akan menyeret aku ke neraka ? keluar
kamu dari sini, awas bila nanti aku sudah sembuh nanti saya akan mecambukmu
sengan seratus kali !”
Sambil menangis Rahmah kaluar. Hatinya sangat sedih bukan
sedih di usir tapi sedih memikirkan, siapa yang menjaga Ayyub (Subhanaallah
istri yang baik hati danpengetian) karena cinta nya Rahmah kepada Ayyub, Rahmah
pun nmasuk kembali ke gubuk kecil diaman mereka tinggal. Rahmah pun terkejut
melihat kasur yang kosong tanpa ada Ayyub di situ.
Rahmha menangis sedih. Sambil duduk bersedeku, kedua telapak
tanganya menutup wajahnya. Tiba-tiba sebuah tangan menepak bahu Rahmah, ia
menolah sambil menjerit. Di belekangnya telah berdiri seorang lelaki yang mirip
sekali dengan Ayyub. Lelaki itu nampak cakep, bersih dan wangi sebagaimana
waktu Ayyub masih berjaya dulu.
“Siapa engkau.? Sungguh kurang hajar dirimu yang tak
memiliki kesopanan !,” teriak Rahmah.
“Aku Ayyub, suamimu,” jawab lelaki itu sambil tersenyum. “Ya,
ketika engkau pergi tiba-tiba terpancar air di hadapanku. Hawanya panas dan
berbau belerang, dan aku di perintahkan Allah untuk masuk kedalam air itu untuk
mebersihkan tubuhnya dari penyakitnya. Sesaat mandi sedikit demi sedikit kudis
ku terlupas dengan sendirinya dan kuliat ku kembali bersih, dan inilah aku
suamimu.” Penjelasan Ayyub kepada Rahmah (Subhanaallah, maha suci allah)
Betapa gembiranya Rahmah melihat Ayyub yang segar seperti
sekrang ini. Mereka kemudian berpelukan, merasakan kebahagiaan yang telah lama
hilang. Setelah itu Ayyub mengambil dahan ranting kecil sebanyak seratus dan di
jadikan satu. Rahmah di pukulnya sekali untuk membayar janji Ayyub yang
beberapa waktu lalu. Dan selanjutnya mereka hidup damai bahagia.