Rabu, 11 September 2013

KISAH NABI AYUB AS



Nabi Ayub adlah sorang Nabi yang sangat kaya raya. Istana megah, rezeki berlimaph, istri dan anaknya sehat wal a’fiat. Yang lebih penting dalam kemakmurannya itu Ayyub tetap menjadi seorang hamba allah yang saleh dan kuat ibadahnya.
Kekayaanya yang melimpah ruahdah rumah tangganya yang sakinah, tidak menjadi Ayyub lalai dan mabuk. Dia bahkan semakin tekun dengan bersujud bebakti. Demikian juga istrinya yang bernama Rahmah.
Para malaikat sampai kagum melihat ketaatan Nabi Ayyub. Namun, sabliknya Iblis. Hatinya merasa panas dan ingin mencoba menggoda Ayyub dan keluarganya.
“ayyub berbakti kepada-Mu karena hartanya banyak, istananya megah dan keluarganya sehat wal a’fiat. Dia menyembah-Mu (ALLAH) karena takut melarat,” kata iblis yang dengki itu kepada ALLAH. Iblis pun kemudian turun mengancurkan segala milik ayyub. Semua kebun dan tanahnya yang subur kini menjadi kering dan terbakar. Binatang ternaknya terserang wabah yang kemudian mati semua.
Setelah itu, Iblis datang menemui Ayyub dengan menyamar sebagai orang tua yang nampak bijaksana. “Tuhan yang engkau sembah setiap hari ternyata tidak bisa menolongmu sama sekali. Aku sanagt kasihan padamu, Ayyub. Cobalah kau mencari tuhan lain yang bisa mengkasihanimu,” kata Iblis kepada Nabi Ayyub A.S .
Mendapat bujukan-bujuakn Iblis itu, Ayyub tidak tergoda sama sekali, bahkan semakin tekun dia bersujud. Dia percaya, segala kenikmatan yang dia regukan maka akan kembali kepadanya sewaktu-waktu dan kapan pun. Melihat semua itu Iblis menjadi kecewa dan marah. Dia menghadap Allah dan berkata ; “Ayyub masih taat kepada-Mu (Allah) karena dia masih punya anak, aku akan membinasahkan semua anak Ayyub. Barulah nanti kau tahu bahwa iman Ayyub tidak seberapa kuat.”
Maka Iblis itu segera menyebarkan wabah penyakit dan bencana. Semua anak Ayyub meninggal, istana mereka tinggal hancurtinggal mejadi puing karena gempa yang dia buat oleh Iblis.
Melihat kejadian-kejadian yang menimpa dirinya, Ayyub hanya memandangnya dengan meneteskan air mata. Dari mulutnya hanay keluar uacap “tawakal dan pasrah diri” (subhanaallah sungguh tabahnya Nabi Ayyub) .
Datanglah kembali Iblis menyamar sebagai Orang tua tadi menghampiri Ayyub. “Begitukah balasan Tuhan atas ketaatan dan kekhusyuahmu beribadah? Kau memuji keagungan-Nya dengan tak henti-henti, tetapi apa yang kau dapat ? hanya bencana dan kesengsaraan.” Ucap Iblis. “Dialah (Allah) yang memberi, dan dia pula yang mengambil. Dia yang menghidupkan dan dia pula yang mematikan.” Jawab Ayyub dengan santai.
Iblis semakin berang. Kembali dia menghadap Allah. “Ayyub tetap taat kepada-Mu (Allah). Auub masih bisa bekerja dan maish punya anak lagi, tapi kalau dia mempunyai penyakit parah sehingga lenyap tenaga dan kesehatannya, psati dia akan berpaling dari-Mu (Allah).’
Iblis kemudia trusun dan ingin menggoda iman Ayyub, iblis itu menularkan penyakit kudis yang sangat berbahay pada sekujur tubuhnya, kudis bernanah dari kepala hingga ujung kakinya dan bau yang sanagt menyengat kekuar dari tubuh Ayyub. Namun, Ayyub masih tetap tabah dalam iamn dan taqwa. Dia hanya menyerahkan nasih kepada Allah. Tak seorang pun tabib dapat menyembuhkan penyakit yang di alami Ayyub dan biaya untuk berobat pun habis. Semua orang tidak ada yang mau menjenguk Ayyub karena bau yang menyengat dan penyakitnya akan menularkan kepada orang lain.
Hanya Rahmah, istrinya yang dengan sabar merawat Ayyub dengan kasih sayanng, kudis bernanah yang penuh ulat dicucinya setiap hari, padahal semua orang yang melewatnya menutupkan hidung karena bau yang menyengat itu.
Akhirnya sampai penderitaan Ayuub dan istrinya pada puncaknya. Orang kampung berduyun-duyun menghampiri rumah Ayyub dan Rahmah bukan untuk menjenguk melainkan untuk mengusir mereka dari rumahnya. Rahmah menggendong suaminya ke tempat guubuk kecil dan mereka tinggal di gubuk kecil itu yang di tepi hutan.
Tiap hari Rahmah keluar mencara uang untuk makan, kemudia Rahmah pun mendaptkan pekerjaan di sebuah pabrik roti, tetapi tidak lama kemudia bahwa si boss itu tau bahwa Rahmah adalah istri dari Ayyub maka Rahmah pun di pecat dari pekerjaan itu. Ketika di perjalanan pulang Rahmah pun mencukur rambutnya yang panjang dan ikal hanya untuk dia jual dan di belikan roti. Seketika di perjalan Rahmah bertemu dengan seorang tabib (mungkin Iblis), tabib itu bertanya “hai Rahmah, apakah kau istri dari Ayyub.?”, “iyah betul” jawab Rahmah. “Saya membawakan obat untuk suamimu yang mengalami penyakit aneh itu” ucap tabib, “obat apa ini ?” tanya Rahmah. “Ini sebuah ARAK” ucap tabib. Tanpa berpikir panjang lagi Rahmah langsung berjalan cepat pulang untuk membawa kabar gembira untuk suaminya itu.
Sesampai di rumah, Rahmah langsung menemui Ayyub. Dan betapa terkejutnya dan marahnya Ayyub melihat rambut istrinya yang habis di potong dan di jual. Lebih marah lagi ketika Rahmah menceritakan tentang pertemua dengan tabib di jalan tadi. “Dia memberi obat ini untuk menyembuhkan penyakit mu,” kata Rahmah. “Obat apa itu ?” tanya Ayyub, “ARAK.” Jawab Rahmah. “HARAM !” teriak Ayyub dengan murka. “Apakah kau akan menyeret aku ke neraka ? keluar kamu dari sini, awas bila nanti aku sudah sembuh nanti saya akan mecambukmu sengan seratus kali !”
Sambil menangis Rahmah kaluar. Hatinya sangat sedih bukan sedih di usir tapi sedih memikirkan, siapa yang menjaga Ayyub (Subhanaallah istri yang baik hati danpengetian) karena cinta nya Rahmah kepada Ayyub, Rahmah pun nmasuk kembali ke gubuk kecil diaman mereka tinggal. Rahmah pun terkejut melihat kasur yang kosong tanpa ada Ayyub di situ.
Rahmha menangis sedih. Sambil duduk bersedeku, kedua telapak tanganya menutup wajahnya. Tiba-tiba sebuah tangan menepak bahu Rahmah, ia menolah sambil menjerit. Di belekangnya telah berdiri seorang lelaki yang mirip sekali dengan Ayyub. Lelaki itu nampak cakep, bersih dan wangi sebagaimana waktu Ayyub masih berjaya dulu.
“Siapa engkau.? Sungguh kurang hajar dirimu yang tak memiliki kesopanan !,” teriak Rahmah.
“Aku Ayyub, suamimu,” jawab lelaki itu sambil tersenyum. “Ya, ketika engkau pergi tiba-tiba terpancar air di hadapanku. Hawanya panas dan berbau belerang, dan aku di perintahkan Allah untuk masuk kedalam air itu untuk mebersihkan tubuhnya dari penyakitnya. Sesaat mandi sedikit demi sedikit kudis ku terlupas dengan sendirinya dan kuliat ku kembali bersih, dan inilah aku suamimu.” Penjelasan Ayyub kepada Rahmah (Subhanaallah, maha suci allah)
Betapa gembiranya Rahmah melihat Ayyub yang segar seperti sekrang ini. Mereka kemudian berpelukan, merasakan kebahagiaan yang telah lama hilang. Setelah itu Ayyub mengambil dahan ranting kecil sebanyak seratus dan di jadikan satu. Rahmah di pukulnya sekali untuk membayar janji Ayyub yang beberapa waktu lalu. Dan selanjutnya mereka hidup damai bahagia.